Mendekati Pemilu tahun 2014 ini, partai-partai politik di Indonesia sudah mulai melakukan persiapan-persiapan mereka dalam persaingan Pemilu 2014. Polemik dalam penyaringan parpol oleh KPU yang akan mengikuti Pemilu juga mulai terjadi baik di Pusat maupun di daerah-daerah. Polemik yang terjadi antara KPU dan parpol berkaitan dengan keikutsertaan parpol dalam pemilu adalah hal yang biasa. Tapi apa jadinya jika polemik yang terjadi adalah polemik intern partai ? | Image : berita.plasa.msn.com |
Seperti yang dilansir dari kompas.com, Tujuh anggota Dewan Pengurus Wilayah (DPW) DKI Jakarta Badan Advokasi Hukum (Bahu) Partai NasDem menyatakan mengundurkan diri. Alasannya, tidak lagi sejalan dengan visi dan misi Partai NasDem. Seperi diberitakan, menjelang penetapan Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai terjadi perpecahan di internal Partai Nasdem. Hary Tanoesoedibjo mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem. Hary mengaku ingin mempertahankan kepengurusan saat ini yang diisi orang muda.
Alasan yang umum dalam konflik partai biasanya mulai lunturnya kepercayaan diantara pilar-pilar partai terhadap kepengurusan partai serta tidak sepahamnya visi dan misi yang yang dijalankan. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua DPW Bahu Partai NasDem Ricky K Margono di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Selasa (5/2/2013), "Awalnya saya mempunyai visi misi sama menuju Indonesia lebih baik. Saya kumpulkan teman-teman yang tahu hukum. Kami rata-rata berlatarbelakang advokat, tugas kami melindungi masyarakat". Manakala Idialiseme berbenturan dengan kebijakan politik partai, maka praharalah yang terjadi di lingkungan internal partai.
Salah satu parpol yang saat ini berkuasa yakni Partai Demokrat, juga tidak lepas dengan polemik dan prahara internal. Polemik atau prahara yang lebih cenderung berkaitan dengan suksesi partai yang saat ini di pimpin oleh Anas Urbaningrum, setelah munculnya pernyataan dari Jero Wacik terhadap kedudukan Anas berkaitan dengan keterlibatan Anas dalam kasus korupsi yang masih dalam tahap penyidikan.
Dalam catatan detikcom, sedikitnya ada empat masalah yang sedang dihadapi Partai Demokrat dan bisa memicu pelengseran Anas. Ada yang berhubungan dengan kasus hukum, ada juga terkait survei. Polemik ini mengakibatkan Pembina Partai Demokrat saat ini yang dijabat oleh Presiden Soesilo BY turun tangan untuk menetralisir situasi dan kondisi partai. Sebelumnya diberitakan bahwa SBY memahami kegusaran kader PD terkait survei anjloknya elektabilitas PD. Karena itu, SBY meminta agar KPK segera menuntaskan kasus-kasus dugaan korupsi yang diduga melibatkan kader PD, termasuk Ketua Umum PD Anas Urbaningrum.
Polemik atau prahara mungkin bisa saja reda atau diredam kalau masing-masing pihak didalam partai jauh-jauh hari memprediksikan dan mengupayakan solusi yang jelas apabila polemik seperti perbedaan pendapat maupun persoalan pribadi kader terjadi. Politik bukanlah persoalan kebersamaan tapi merupakan perpaduan kepentingan-kepentingan serta lobi-lobi diantara beberapa pihak.
0 komentar:
Posting Komentar