JAKARTA - Penyadapan dilakukan oleh Intelegen Inggris terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan saat menghadiri pertemuan puncak G20 di London 2009. Isu penyadapan diungkapkan oleh Sydney Morning Herald dalam laporannya, Jumat (26/7/2013), Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memperoleh keuntungan atas kegiatan mata-mata itu.
Seorang sumber anonim yang dekat dengan Pemerintah Australia, mengungkapkan bahwa pada April 2009, delegasi Australia mendapatkan dukungan informasi intelijen dari Inggris dan Amerika Serikat.
''PM Kevin Rudd sangat berhasrat untuk memperoleh informasi intelijen, terutama yang menyangkut para pemimpin Asia Pasifik, termasuk di dalamnya Yudhoyono, PM India Manmoham Singh, dan mantan Presiden Cina Hu Jintao,'' kata sumber tersebut.
Sumber tersebut mengungkapkan, bahwa melalui dukungan yang dilakukan intelijen Inggris dan AS, Australia ingin mendapatkan kursi di Dewan Keamanan PBB.
''Tanpa dukungan intelijen yang disediakan oleh AS, kami tidak akan memenangkan kursi,'' ujar sumber anonim itu, yang bekerja pada Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.
Dari dokumen yang dirilis Fairfax Media juga menunjukkan bahwa mantan PM Australia Julia Gillard telah diberitahu oleh whistleblower intelijen AS, Edward Snowden, mengenai kegiatan mata-mata terhadap para pemimpin asing dan pejabat yang menghadiri pertemuan G20 2009 di London.
Sementara itu, Snowden dalam penjelasannya kepada Guardian beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa badan intelijen Inggris, melalui Government Communications Headquarters (Markas Komunikasi Pemerintah/GCHQ), telah menggunakan perangkat yang memungkinkan saluran komunikasi disadap.
Perangkat tersebut mampu menyadap layanan BlackBerry guna memantau email dan panggilan telepon. Pada saat yang sama, instansi itu juga menyediakan layanan internet yang bisa melakukan intersepsi delegasi yang hadir, sehingga seluruh aktivitas bisa dipantau.
Dari dokumen yang diungkapkan oleh Snowden terlihat bahwa perangkat intelijen GCHQ mampu menghasilkan gambar hidup yang terus up date.
Sydney Morning Herald menjelaskan, meskipun laporan The Guardian tidak fokus pada Indonesia, namun sumber tersebut menjelaskan bahwa Australia selalu memprioritaskan Indonesia untuk dinata-matai.
Sumber : Banjarmasin Post | Sydney Morning Herald
0 komentar:
Posting Komentar