Arogansi dari budhist ethnic rakhine |
Sementara diluar negeri konflik warga dengan Pemerintahan masih terus terjadi, di Myanmar, korban dari etnis muslim Rohingya terus berjatuhan, dimana Pemerintah Junta Militer Mynmar tidak bersikap adil terhadap perbedaan etnis Rohingya yang keturunan Bangladesh dengan ethinis Budhist Rakhine yang pribumi Myanmar. Sungguh rendah manusia yang hanya melihat ethnis dari sudut pandang yang sempit ini. Meskipun sebenarnya ethnis Rohingya ini sudah lama menetap turun temurun di Myanmar sejak 1948.
Kebiadaban Pemerintah junta militer Myanmar ini sangat tidak sejalan dengan prinsif ASEAN untuk saling tenggang rasa dalam perbedaan baik ethnis maupun agama.
Pasukan oposisi Suriah |
Moslem Beijing |
Provinsi Xinjiang merupakan daerah yang dihuni penduduk Uighur, kaum minoritas muslim di Cina. Menurut catatan pemerintah komunis ini, di provinsi ini telah terjadi bentrokan antar etnis terburuk pada bulan Juli 2009. Bentrokan ini melibatkan warga Uighur dan kelompok etnis Han yang merupakan mayoritas di Xinjiang. Tercatat 200 orang meninggal dari kedua belah pihak saat bentrokan terjadi.
Ironis dan sangat menyakitkan hati umat Muslim dimanapun berada atas sikap Pemerintah komunis Cina ini. Tapi itulah resiko tinggal di negara komunis, tindakan kejahiliahan Pemerintah Cina ini hanya akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri, politik, ekonomi maupun hubungan bilateral Cina dengan negara-negara Muslim akan menjadi titik awal kehancuran dan keruntuhan Cina di masa mendatang manakala simpati mulai pupus dan Cina hanya akan menjadi musuh ke dua bagi Negara Islam setelah Israel yang didukung oleh NATO.
Peran Pemerintah Indonesia yang menerapkan politik bebas aktif, sebenarnya cukup relevan untuk ikut serta menyelesaikan persoalan yang terjadi di negara lain, apalagi menyangkut nasib umat muslim, Pemerintah Indonesia cukup berpengalaman dalam mengurusi hajat hidup umat Islam yang dimanapun mereka berada sebenarnya sama saja. Konfilik etnis maupun Agama di Indonesia dapat selesai dengan baik dan ini merupakan langkah awal bagi Pemerintah Indonesia untuk turut serta aktif dalam menangani persoalan ethnis maupun agama di Negara-negara lain, terutama negara jiran sendiri seperti Myanmar, Filiphines maupun Thailand.
Harapan kita semoga awan kelabu yang melanda kehidupan umat beragama maupun kehidapan multi ethnis di mana pun mereka berada cepat berlalu, dari pada mempersoalkan perbedaan yang ada, bukankah lebih baik jika perbedaan itu dijadikan sebagai batas suatu eksistensi dari suatu kaum atau bangsa.....
0 komentar:
Posting Komentar