Manakala seseorang
mengalami tekanan dan cobaan berat, selalu saja ada dalam fikiran terlintas
tentang harapan dan keinginan kuat yang sudah lama direncanakan, mulai pupus
dan terabaikan karena perhatian hanya terfokus pada tekanan dan cobaan yang
datang. Kreatifitas dan moralitas
diripun mulai bergeser turun pada kondisi fana.
Ini tentunya akan menggrogoti semangat seseorang secara perlahan-lahan,
mulai mengabaikan hak-hak sendiri dan semakin menuju pada kondisi stress dan
frustrasi.
Berdamai dengan masa
lalu, membiarkan tekanan dan cobaan mengeksplorasi hidup kita maupun menyimpan
pengaruh rasa malu, takut dan terasingkannya diri akibat tekanan dan cobaan
yang datang, mungkin hanyalah sebuah retorika belaka, dimana kenyataannya
sangatlah sulit untuk diaplikasikan dalam tindakan nyata. Namun perlu untuk disadari bahwa hidup jauh
lebih berarti dari apa yang telah kita terima.
Hidup diciptakan oleh
yang Maha Hidup untuk dijaga dan dihormati.
Tidaklah mungkin sang pencipta hidup menghendaki kematian dari apa yang
diciptakannya, kecuali semata-mata untuk memperlihatkan kepada hidup yang tercipta
bahwa Dia sang Maha Hidup tidak pernah mati sedangkan yang diciptakan hidupnya
bisa dimatikan oleh yang menciptakan.
Dia yang menghidupkan dan Dia yang mematikan. Ini tentunya tidak akan menjadi alasan bagi
seseorang untuk tidak menghargai dan menghormati hidup.
Menginginkan kematian
akibat beratnya tekanan dan cobaan ataupun takut menghadapi kematian karena
hidup yang telah banyak memberikan kenikmatan maupun kebahagiaan, tentunya akan
menggugat nilai hidup itu sendiri, yang sebenarnya urusan mati tetap menjadi
urusan sang pencipta. Sebagai manusia
yang berkepribadian tangguh, hendaknya disadari bahwa kita diberikan hidup
untuk dijalani dan dihormati tanpa menggugat hak-hak hidup itu sendiri dengan
alasan apapun.
Manakala seseorang
memutuskan untuk melakukan perlawanan akibat hidupnya terancam, seperti
melakukan peperangan, banyak anggapan orang tersebut hanyalah membunuh dirinya
sendiri. Padahal orang tersebut
berperang bukan mencari mati, tapi untuk mempertahankan hidupnya dari ancaman
luar, meskipun pada akhirnya mengancam hidupnya sendiri dan orang tersebut
telah menjaga hak-hak hidupnya dan kematian baginya bukan urusan diri lagi tapi
sudah menjadi urusan sang pencipta.
Tidak takut mati untuk alasan menjaga kehormatan hidup tanpa mengabaikan
hukum-hukum Tuhan adalah yang diharapkan bagi setiap orang untuk menjadikan
dirinya manusia yang berkepribadian kuat dan tangguh dalam menajalani hidup dan
kehidupan yang cuma sebentar ini.
Seiring waktu yang terus
berjalan diantara siang dan malam yang silih berganti, tentunya kita tidak
ingin hidup dan kehidupan yang sudah berjalan baik menjadi rusak oleh
nilai-nilai egoisme dan kesombongan hati dan fikiran kita sendiri dan
mengabaikan kaidah-kaidah dari sang pencipta.
Harapan kita semoga apa yang kita jalani tentunya mendapat ridho dari
sang pencipta hidup.
0 komentar:
Posting Komentar