Kemiripan Bumi dan Bulan dengan Asteroid Besar Tata Surya

NASA dan peneliti internasional telah menemukan bahwa bulan bumi memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang diperkirakan sebelumnya...

Situs-situs Sosial dalam Pengembangan Bisnis Kecil

Ada sejumlah besar situs sosial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis kecil sebagai bagian dari strategi web marketing...

SEKILAS TENTANG PESAWAT KEPRESIDENAN RI, BOEING 737-800

Pesawat Boeing 737-800 untuk presiden RI ini diproduksi Boeing Company sejak 2011. Pesawat yang memiliki rentang sayap 35,79 meter, tinggi 12,50 meter, dan panjang 38 meter...

Seputar Rencana Penandatanganan MoU antara PBNU dan Muhammadiyah dengan Vatikan

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang rencananya akan dilaksanakan pada akhir tahun ini antara dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan Vatikan ...

Kebijakan Mobil Murah ditengah krisis BBM

Kebijakan Pemerintah RI melalui Menteri Perindustrian yang akan mengeluarkan kebijakan terkait dengan mobil murah...

Senin, 13 Mei 2013

Pengembangan dan Peluang Nanoteknologi di Indonesia

Nanoteknologi telah merubah cara pandang manusia terhadap iptek itu sendiri. Dengan menguasai nanoteknologi, manusia merasa dapat mewujudkan semua impiannya untuk menciptakan material apa saja di dunia ini. Dalam level nano (sepermilyar meter), atom demi atom atau molekul demi molekul dapat disusun dan dimanipulasi sesuai keinginan kita sehingga tidak terjadi pemborosan atau ketidakefisienan partikel seperti pada material dalam paradigma iptek selama ini. Oleh karena itu nanoteknologi telah men-generate konsep-konsep baru dalam berbagai bidang iptek. Diyakini bahwa nanoteknologi akan membawa revolusi pada seluruh aspek kehidupan manusia dalam waktu yang singkat dengan dampak melebihi empat revolusi yang terjadi sebelumnya

Nanoteknologi tidak dapat dihindari lagi entah kita mempersiapkan diri atau tidak. Dalam kenyataannya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif  yang berupa kekayaan sumber daya alam baik berupa berbagai mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber energi, dan keragaman hayati flora dan fauna dalam jumlah yang luar biasa. Namun, sumber daya tersebut masih belum banyak diberikan nilai tambah sehingga belum dapat dijadikan sebagai penentu daya saing bangsa.

Pemanfaatan sumber daya alam tersebut baru berupa eksploitasi dengan kuantitas yang besar dan belum  banyak diolah sehingga masih bernilai sangat rendah (misalkan mineral pasir besi,  Kuarsa, tembaga, emas dll). Dilain sisi, letak geografis dan jumlah penduduk yang sangat besar, menjadikan Indonesia menjadi pasar perekonomian yang menjanjikan. Oleh karena itu, pengembangan nanoteknologi harus dapat diarahkan untuk mengelola dan memberikan penambahan nilai secara signifikan bagi sumber daya alam Indonesia sehingga meningkatkan daya saing bangsa. Arah pengembangan nanoteknologi ini kelak akan menjadi back bone pembangunan nasional kita.

Beberapa fokus pengembangan nanoteknologi yang perlu dilakukan berdasarkan potensi yang dimiliki adalah: 1) pemanfaatan nanoteknologi untuk pembuatan nanomaterial yang ditargetkan untuk pensuplai bahan baku produk nano untuk aplikasi di bidang TI, transportasi, elektronik, dll., 2) pemanfaatan nano-bioteknologi yang ditargetkan untuk peningkatan hasil pangan dan pertanian, 3) pemanfaatan nanoteknologi di bidang farmasi dan kesehatan yang ditargetkan untuk peningkatan kualitas obat Indonesia, dan 4) pemanfaatan nanoteknologi untuk pemenuhan dan konservasi energi nasional.

Penelitian dan pengembangan nanoteknologi di Indonesia sudah dimulai di beberapa lembaga riset (LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC, dll) atau universitas (ITB, UI, ITS, Unand, UGM, dll). Oleh karena itu, perhatian dan intensitas penelitian nanoteknologi di Indonesia harus segera ditingkatkan, mengingat negara-negara lain juga belum lama merintisnya dan peluang serta potensi yang sangat besar yang dimiliki Indonesia. Kehilangan momen hanya menempatkan bangsa Indonesia di papan bawah persaingan dunia di masa mendatang. Untuk mengusung isu nanoteknologi ini diperlukan kerjasama yang erat dari semua kalangan baik industri, pemerintah, dan akademisi. Prospek nanoteknologi akan semakin cerah jika kolaborasi tersebut berjalan harmonis. Berawal dari ini, permasalahan bangsa diharapkan dapat terselesaikan sekaligus meningkatkan derajat bangsa di percaturan Internasional.


Sumber : Nano World Indonesia
Oleh: Dr. Nurul Taufiqqu Rachman, M. Eng. DMB

Minggu, 05 Mei 2013

Stop, Neo Romusha di era modern

Ironis, itulah yang terjadi.  Di saat organisasi buruh di seluruh dunia memperingati hari buruh sedunia atau Mayday, di Tangerang Indonesia justru 30 buruh sebuah pabrik kuali mengalami kerja paksa dengan gaji kontrak yang belum dibayar selama 6 (enam) bulan juga ditambah beberapa penyiksaan oleh para mandor pabrik. Ini mengingatkan kita pada bentuk kerja paksa di jaman penjajahan jepang yang disebut Romusha. Bisa jadi bentuk kerja paksa dengan penyiksaan di Tangerang ini sebut saja Neo Romusha.

Image:  Romusha jaman Jepang /menujuhijau.blogspot.com
Dari sumber yang dikutip dari news.okezone.com, mengabarkan, sembilan buruh warga Kabupaten Lampung Utara, Lampung, yang disiksa mandor dan pemilik pabrik di Kabupaten Tengarang, Banten, terpaksa menjalani perawatan di rumah sakit. Seperti diketahui, lebih dari 30 buruh pabrik kuali mengalami penyiksaan fisik, disiram air keras dan dipukuli oleh mandor dan pemilik pabrik. Gaji mereka juga tidak dibayar.

Sembilan buruh berasal dari Lampung Utara, 22 dari Cianjur, dan satu dari Bandung.
Kasus ini terbongkar setelah beberapa buruh melarikan diri dan menceritakan apa yang mereka alami ke masyarakat dan polisi.

Pemerintah terutama Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, telah kecolongan.  Praktik yang pernah ada di era kolonial ternyata masih eksis di masa sekarang. Apakah ini bagian dari warisan buruk jaman kolonial  ? Apapun alasannya, sudah pasti tindakan seperti pengusaha dengan mandor-mandornya ini merupakan praktik kezaliman yang nyata. Siapapun komponen masyarakat harus memusnahkan praktik seperti ini jika pemerintah lamban apalagi lalai menyikapi praktik zalim seperti itu.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar telah menginstruksikan petugas pengawas ketenagakerjaan Kemenakertrans dan Kabupaten Tangerang untuk berkoordinasi dan bergabung dengan Polres Tangerang dalam rangka mengidentifikasi tindak pidana bidang ketenagakerjaan.
Beliau menyatakan "Ini merupakan kasus pelanggaran aturan ketenagakerjaan yang sungguh berat. Saya minta agar para pelakunya dituntut secara pidana dengan tuntutan hukum yang berat," kata Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/5/2013).

Harapan kita pemerintah bukan saja merespon dengan tindakan dan kebijakan, tapi bagaimana mengusahakan praktik ini tidak berulang lagi.  Hukuman berat bagi pelaku belum tentu bikin jera.  Aktivitas pengusaha, terutama industri-industri perlu dipantau dengan melibatkan berbagai komponen di masyarakat.  Sehingga tidak ada alasan lagi bagi Pemerintah kendala tenaga pengawas yang kurang menjadi sebab atau dalih kalau sudah melibatkan berbagai komponen masyarakat terutama mereka yang peduli dengan hak asazi manusia dan  kesejahteraan masyarakat.

Kamis, 02 Mei 2013

Pekan Budaya Dayak 2013 sebagai Sarana Promosi Adat Dayak


Pelaksanaan Pekan Budaya Dayak 2013 yang diadakan di Istora Senayan dan berlangsung tanggal 27-30 April 2013 telah berakhir. Secara umum pelaksanaan acara berjalan lancar dan sesuai dengan harapan panitia. Pekan Budaya Dayak merupakan Festival Budaya yang diselenggarakan oleh Majelis Adat Dayak Nasional (MADN).


MADN sendiri merupakan majelis yang mengakomodir  para pemimpin dari suku-suku Dayak yang ada di pulau Kalimantan. Para pemimpin adat ini berkedudukan di tiap-tiap propinsi yang ada di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Selatan (Kalsel). Dengan terbentuknya Propinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari propinsi Kaltim, maka akan menambah jumlah MADN.

Pekan Budaya Dayak 2013 yang telah berlangsung pertama kalinya tersebut dipandang sebagai sebuah momentum penting  sebagai perekat suku-suku Dayak yang ada diseluruh Indonesia. Kegiatan tersebut rencananya dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya di wilayah propinsi Kalimantan.

Dalam pelaksanaan acara yang baru diadakan pertama kalinya menuai banyak kritikan terutama dalam segi profesionalitas penyelenggara oleh panitia acara seperti pengaturan atau setting panggung, pengaturan penampilan peserta yang dianggap tidak merata, juga kurang dikenalnya tokoh-tokoh adat Dayak oleh pembawa acara seperti yang diungkapkan oleh Atan Palil selaku Deputi MADN Kalimantan Barat. Atan yang juga menilai promosi yang dilakukan oleh panitia dianggap tidak mencapai sasaran walau terlihat begitu gencar.

Foto: Atan Palil-Deputi MADN Kal-Bar
Atan Palil juga mengungkapkan, pemilihan Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan acara pertama kali, bukan tanpa alasan. MADN berharap dengan penyelenggaraan acara ini, bisa langsung go national. Mereka berharap, melalui seminar, promosi, dan lainnya, acara ini akan disambut meriah oleh para undangan. Untuk penyelenggaraan Pekan Budaya Dayak tahun depan dijadwalkan akan bertempat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pemilihan Kalimantan sebagai tempat berikutnya, diharapkan memberikan dampak yang lebih besar kepada warga Kalimantan, baik dari segi turis, investasi dan pembangunan. Agar hasil penyelenggaraan acara ini benar-benar dapat dirasakan langsung oleh warga Kalimantan.

Atan juga mengharapkan, pada tahun depan, acara bisa dipersiapkan dengan lebih matang. Para pelaku seni dapat memberikan pementasan yang lebih baik, sehingga animo masyarakat terhadap Pekan Budaya Dayak ini, bisa lebih besar lagi. Dan diharapkan partisipasi dari Dewan Adat Dayak yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Manado untuk turut mensukseskan acara ini ditahun depan.

Rabu, 01 Mei 2013

Mayday: Meningkatkan Upah Buruh sejalan berkembangnya Perusahaan

Sidoarjo, Jawa Timur- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono, meninjau pabrik dan bersilaturahmi serta makan siang bersama pekerja PT Maspion Group, di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (1/5) siang.

Didampingi Presiden Direktur PT Maspion Group Alim Markus, Presiden SBY terlebih dahulu meninjau proses produksi pabrik pembuat perlengkapan rumah tangga (houseware) tersebut. "Melihat apa yang dihasilkan PT Maspion Group dan sebelumnya telah dilaporkan perkembangan perusahaan. Saya merasa bangga atas kemajuan perusahaan Maspion ini," kata Presiden SBY.

Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Presiden SBY kepada PT Maspion Group yang telah menciptakan lapangan pekerjaan yang tidak sedikit, menyejahterakan karyawannya, dan membayar pajak negara yang digunakan untuk membangun negeri dan kesejahteraan rakyat.

"Karena ekonomi terus tumbuh, maka dunia usaha terus berkembang, dan negara mendapat penerimaan yang lebih baik. Secara moral, maka kita harus meningkatkan kesejahteraan para pekerja. Perusahaan harus terus tumbuh berkembang, manajemen harus baik, demikian juga pekerjanya, termasuk disiplin dan produktif," Presiden SBY berpesan, mengulangi yang pernah disampaikan dalam pertemuan dengan pimpinan setikat pekerja di Istana Negara, Senin (29/4) kemarin.

Di bagian akhir arahannya, Presiden menyampaikan sebuah kabar baik kepada seluruh buruh di Indonesia.

"Di Surabaya, tanggal 1 Mei, saya menyampaikan satu kabar. Selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, setelah mendengar pertimbangan dari berbagai pihak, mulai tahun depan, 1 Mei dinyatakan sebagai hari libur nasional, sehingga kaum buruh beserta manajemen bisa memperingatinya dengan baik," kata SBY.

Setelah menyampaikan arahannya, di tempat yang sama, Presiden SBY makan siang bersama seluruh pekerja PT Maspion Group. (yor)

Sumber: PresidenRI.go.id